Pages

Thursday, 13 March 2014

MISS APOLO MIDDLE


 Im Yoona as Raline Eleanor Queenta here >o<

 Tiffany Hwang as Rachel Apolo Destiny here :D
 Emma Watson as Tiffany here ^_^

             
            Pagi ini adalah pagi yang begitu indah dan cerah, serta menyenangkan. Karena, hari ini adalah hari ulang tahun sahabat sejatiku, Rachel Apollo Destiny. Mungkin namanya dikenal sangat asing ya! Tapi, itu memang sahabat sejatiku dari Jakarta. Panggil saja dia Apollo atau Rachel. Tapi, kita sering memanggilnya, Miss Apollo Middle. Karena, Miss adalah arti mbak atau bu, sedangkan Apollo adalah namanya dan Middle adalah urutannya. Karena, dia anak tengah. Oh, iya! Salam kenal ya! Namaku Tiffany!
Rachel mempunyai banyak bakat. Yaitu menyanyi, menari, menggambar, menganalisa, composer dan photografer. Wah! Pada hari ulang tahunnya, Rachel akan membawakan 3 buah lagu yang memakai bahasa Korea, Inggris, dan Indonesia. Ketiga lagu itu buatannya sendiri. Aku tidak sabar untuk mendengar suara Rachel yang mirip dengan suara bidadari yang jatuh dari surga untuk menyanyikan sebuah lagu yang sangat indah. Tapi, biasanya, Rachel juga gagal menunjukkan lagu-lagunya dengan alasan, teks lagunya belum siap atau selesai, suaranya serak, dan hal-hal yang mustahil lainnya.
Waktu itu datang juga. Ulang tahun Rachel dibuka dengan lagu Rachel yang mengisahkan tentang anak yatim piatu yang sedang berulang tahun. Dan akhirnya bertemu dengan anak kaya. Oh!! Aku mendengarkannya sampai aku meneteskan air mata. Semua orang bertepuk tangan melihat penampilan Rachel.
Sekarang waktunya bagi-bagi kue. Rachel pun diminta untuk memotong kuenya. Wah! Ternyata, Rachel memberikan kue pertama untukku. Dan aku selalu berkata untuknya, 
“Terima kasih, Rachel! Selamat ulang tahun ya!”, kataku. 
Dan dia menjawab dengan senyuman dan lesung pipinya yang sangat manis. Tapi entahlah, mengapa setelah Rachel memberikan kuenya kepadaku, aku terasa kalau aku sangat merasa kalau aku sedang di khianati. Saat itu, peristiwa itu terjadi juga ya. Ada mobil putih yang berkilau berhenti di depan rumah Rachel. Dan turunlah seorang gadis cantik. Rachel pun mengetahui hal itu. Tapi, entah kenapa setelah mengetahui hal itu, Rachel langsung merebut kueku dan memberikannya kepada gadis itu. Oh, aku mendengar perkataan Lisa teman Rachel yang sedang berbicara dengan Dinda, temannya.
“ Oh Dinda!, itukan Raline gadis kaya yang tinggal di Jln. Kembang Melati”,kata Lisa.
 Berkat Lisa, aku jadi tahu siapa gadis itu. Raline Eleanor Quenta. Atau biasa dijuluki REQ. Ketidak adilan ini sudah terungkap! Aku membuang topi ulang tahunku. Dan segera pergi. Raline dan Rachel mengetahuinya. Rachel menahanku, tapi aku melepaskannya dan membentaknya. Aku agak merasa bersalah. Tapi aku menganggap tingkah laku Rachel tidak adil. Aku langsung berkata sepuas-puasku untuk melegakan perasaanku,
”Hai Rachel! Selamat ulang tahun ya! Tapi, aku merasa di khianati olehmu dan kedatangan temanmu Raline Eleanor Queenta atau REQ. REQ! Bersenang-senanglah dengan pengkhianat ini, bersenang-senanglah! Terima kasih atas rebutan kuenya”,kataku sambil pergi dan kesal. Rachel menangis dan langsung masuk ke kamar.
Rachel merenungkan kesalahannya. Dan apa yang telah ia lakukan pada sahabat sejatinya sendiri.  
   “Ya Ampun! Apa yang telah aku lakukan pada Tiffany? Aku tidak tahu apa yang terjadi tadi! Aku seperti di hipnotis. Dan aku merasa pilih kasih”, kata Rachel sambil menangis. 
Akhirnya, Rachelpun menelfon Tiffany. Tiffanypun mengangkatnya. 
“Tiffany! Maafkan aku! Aku sungguh menyesal! Menyesal sekali! Aku tahu apa yang kau rasakan hingga sekarang. Kamu pasti merasa di khianati olehku. Aku sungguh meminta maaf! Aku ingin kau kembali kesini untuk berbicara denganku. Ingin sekali!”, kata Rachel. 
Aku pun langsung mengatakan ya dan menutupnya. Karena, aku belum sembuh dari rasa kesal dan kecewaku.
Aku pun bersiap-siap. Tapi aku berniat untuk tidak berbicara apapun tentang perasaanku tadi. Aku hanya berniat untuk menenangkan pikiran Rachel. Gara-gara Raline, kami berdua mendapat masalah. Siapa sih Raline yang sebenarnya? Pemberontak atau teman? Atau istilah lainnya? Aku tidak akan mengungkapkan masalah ini di depan Rachel. Aku sudah terlalu lega.
“Rachel!”, kata Raline. 
“Pergilah Raline!”, kata Rachel. Raline mengeluarkan sebuah kado dari tasnya.
 “Selamat ulang tahun, Rachel! Aku pergi dulu”,kata Raline. 
“Terima kasih, Raline!”, kata Rachel. 
“Rachel! Rachel!,”. kataku. 
“Hah! Tiffany!,”. kata Rachel. 
“Tiffany?”, kata Raline. Rachel berlari menuruni tangga dan memelukku. 
“Tiffany!”, kata Rachel. Aku pun tertawa. 
“Rachel!”, kataku seperti ada udang di balik batu.
Sebenarnya, Rachel juga punya bakat membaca pikiran. Dan aku pun lupa. Aku ketahuan. Rachel langsung memandang wajahnya dengan penuh keheranan. 
“Tiffany! Katakan padaku apa yang kau sembunyikan?”, tanya Rachel. 
“Sembunyikan apa? Aku tidak menyembunyikan apa-apa,”. Kataku sambil senyum kecut.
 “Tidak, tidak! Katakan!”, kata Rachel. 
“Bukan! Aku, tidak menyembunyikan apapun,”. Kataku dengan gugup.
   “Aku membaca pikiranmu dari dalam sampai ke otakmu. Kau pasti menyembunyikan sesuatu,”. Kata Rachel dengan sedikit teriakan. 
“Tidak! Rachel! Aku, aku! Ooohhh... ketahuan! Baiklah, aku lupa kalau kamu punya teknik kesadaran alam. Oh!,”. kataku dengan sedikit kecewa.
 “Apa yang sedang kamu rahasiakan dariku, Tiffany?”, kata Rachel dengan pandangan mata yang kejam. 
“Tidak ada! Pasti hanya hal-hal tidak penting,”. Kataku. 
“Bukan, bukan! Ini hal penting yang pernah kau rasakan,”. Kata Rachel dengan serius.
Aku pun lari meninggalkan Rachel. Aku tidak mau rahasiaku tentang Rachel aku buka. Tapi, Rachel mengejarku. Aku segera membawa sepedaku keluar. Dan, mengayuhnya lebih cepat. Tapi entah kenapa, Rachel menyusulku dengan membawa mobil. Aku pun belok ke sebuah gang dan bersembunyi di balik tembok-tembok. Rachel tidak mengetahuinya. 
“Sial! Dimana Tiffany?,”. kata Rachel dengan perasaan kecewa.
Aku pun merasa lega. Tapi, aku harus segera pergi dari kawasan itu sebelum maghrib tiba. Karena aku akan mengadakan pesta Lolipop. Di rumahnya, Rachel terlihat sangat galau. 
“Tiffany merahasiakan apa sih? Kok tiba-tiba mataku jadi fokus ke pikirannya? Berarti ini rahasia penting,”. Kata Rachel. 
Di rumahku sendiri, banyak teman yang berkunjung ke rumahku untuk menikmati secangkir teh dan lolipop. Tapi, seharusnya Rachel kuundang. Tapi, karena ada 1 rahasia yang aku sembunyikan dari Rachel, maka sengaja Rachel tidak kuundang. Karena, aku takut dia marah lagu sama aku.
Ada 5 temanku yang termasuk sahabatku. Yaitu, Emma. Emma adalah temanku yang paling pintar dari kita berenam. Karena, setiap dia sekolah. Dia menjadi siswa terfavorit. Akan tetapi, di keluarkan dari sekolah karena lebih pintar daripada gurunya sendiri. Lucky. Lucky adalah temanku yang paling ganteng dan berotot dari kita berenam. Soalnya, setiap pulang dari kuliah, Lucky selalu berkunjung ke Diamond Body. Tempat angkat barble terkenal di Jakarta dan tempat olahraga juga tentunya. Beni. Beni adalah temanku yang satu-satunya memakai kacamata dan kurus dari kita berenam. Dia suka biskuit, roti tawar, kue, susu, dan teh. Nasi dan lainnya tidak suka. Hanya itu saja. Makanan itulah yang membuatnya kurus. Tika. Tika adalah temanku yang paling serius dan tergalau dari kita berenam. Sebenarnya, dia suka sama Lucky. Tapi, mereka nggak pernah jadian. Mereka hanya suka ketemuan aja. Itulah yang membuat Tika galau. Dan terakhir, Eric. Temanku ini adalah satu-satunya teman yang mempunyai cita-cita buat jadian sama aku. Ah! Tapi belum terwujud juga, karena, Eric nggak pernah menyatakan cinta kepadaku. Tapi, buat apa?
“Hai, Tiffany! Kau sedang apa?”, tanya Eric.
 “Eric!”, kataku dengan rasa malu. Tiba-tiba datanglah Raisa, temanku yang sangat kaya. 
“Hai Tiffany!”, sapa Raisa. “Oh, hai Raisa! Sedang apa kau disini?”, tanyaku. 
Mungkin aku tidak bisa menyatakan cinta kepada Tiffany,”. Kata Eric murung.
 “Hai Eric!”, kata Emma. 
“Halo, Emma! Apa-sedang-kau-disini?”, tanya Eric. 
“Eric! Kau gila! Kau pun salah mengeja kata,”. Kata Emma dengan sedikit tawaan. 
“Sudahlah, Emma! Siap-tidak-hari-aku-ini,”. Kata Eric. “ Eric! Kau salah mengeja lagi!”, kata Emma.   
“Terima kasih atas perhatianmu, Emma. Bye beb!”, kata Eric. 
“Beb?”, tanya Emma.
Tiba-tiba, Rachel datang menemuiku. Rachel pun tiba-tiba membentakku. 
“Tiffany! Dasar kamu ya! Kamu marahkan sama aku?”, tanya Rachel. 
Semua teman-temanku berbisik-bisik. Rachelpun berteriak. 
“Hei! Kalian semua! Jangan sampai kalian mendekati Tiffany. Atau kalian, akan bernasib seperti Tiffany juga,”. Kata Rachel. 
“Hai, nona! Apa nasib Tiffany? Huh?,” teriak Lucky. 
“Emm... entahlah! Tapi akan bernasib jelek seperti.. entahlah!”, kata Rachel.
 “Berarti kau mengungkapkan sesuatu yang tidak nyata!”, kata Eric. Semua teman-temanku tertawa. Rachelpun pergi dengan kesal.
“Ayo kita lanjutkan pestanya!”, kataku dengan riang gembira.
 “Ayo!”, kata teman-temanku. 
Saat berada di perjalanan. Rachel mabuk karena di tertawakan oleh teman-temanku. Saat itu memang jalanan sepi. Dan mobil Rachel berhadapan dengan sebuah mobil ungu. Sangat disayangkan!! Ketika itu, mobil Rachel menabrak mobil Ungu dan mobil Rachel terpental sejauh 4 meter. Dan, duorr!! Meletuslah mobil Rachel. Sayangnya, Rachel pun tidak lagi hidup. Rachel sudah mati dengan luka bakar dan tulang-tulangnya. Uh! Mengerikan! Aku dan teman-temanku, mengucapkan selamat tinggal pada Rachel. Dan, hidup atau mati, kita harus selalu bersama.

0 comments:

Post a Comment

 

Blogroll

About